KENDAL, suaramerdeka.com - Berkat proses perizinan yang cepat, Kabupaten Kendal dipilih menjadi Pilot Project Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) atau perumahan ramah lingkungan tahan terhadap perubahan iklim dan bencana yang terjangkau.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kendal Sugiono dalam acara Perjanjian Kerja Sama Penyaluran Dana Hibah untuk Pembiayaan Perumahan dalam Rangka Pelaksanaan Pilot Project IGAHP antara PT Sarana Multigriya Finansial dan PT BPR Nusamba Cepiring, di kantor BPR Nusamba, Kamis 15 Agustus 2024.
Program yang dilakukan oleh pemerintah, badan usaha, dan masyarakat yang menerapkan prinsip bangunan hijau ini bertujuan turut serta mengurangi emisi karbon dan juga transisi sekaligus transformasi bantuan pembiayaan yang green subsidi, green insentif dan green expenditure.
Menurutnya, rumah menjadi kebutuhan primer bagi penduduk di suatu wilayah dan semakin tahun semakin meningkat. Salah satu permasalahan perumahan di Kabupaten Kendal adalah backlog.
“Backlog merupakan kondisi kesenjangan antara total hunian terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Angka backlog di Kabupaten Kendal pada tahun 2024 mencapai 47.210 unit,” terangnya.
Salah satu program penanganan backlog melalui pembangunan rumah bersubsidi dikolaborasikan dengan penyaluran Kredit Pembiayaan Rumah, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan.
“Dana Hibah dari Build Change yang diberikan kepada PT SMF yang kemudian disalurkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui BPR Nusamba Cempiring semoga bermanfaat untuk meningkatkan keterjangkauan akses MBR dalam memiliki rumah yang ramah lingkungan, adaptif dan tahan terhadap perubahan iklim dan bencana,” terangnya.
Dikatakan, program IGAHP ini dapat mewujudkan kepemilikan rumah maupun renovasi bagi MBR yang ada di Kendal sesuai dengan kriteria green housing dari Kementerian PUPR.
Sekda juga mengatakan, kuota dana hibah ini untuk Kabupaten Kendal sebanyak 100 rumah.
Sementara Haryo Bekti Martoyoedo, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR mengatakan, target satu juta unit rumah bisa dibangun dengan prinsip bangunan gedung hijau pada tahun 2030.
“Kualitasnya bisa memenuhi bangunan gedung hijau baik dari sisi luasnya, pencahayaannya, dan juga materialnya memenuhi standar sertifikasi label hijau. Konsepnya supaya rumah tidak hanya terjangkau saja, akan tapi juga menerapkan prinsip gedung hijau,” ungkapnya.
Direktur Keuangan dan Operasional PT SMF Persero Bonai Subiakto mengatakan alasan memilih BPR Nusamba Cepiring sebagai mitra karena BPR Nusamba Cepiring sudah menyalurkan pendanaan khususnya untuk perumahan dalam kerja sama, baik untuk pendanaan konsumsi maupun untuk pembiayaan perumahan.
“Saya harap BPR Nusamba Cepiring bisa menjadi contoh bagi lembaga jasa keuangan lainnya dalam penyaluran pembiayaan perumahan,” ujarnya.
Harapan PT SMF kerja sama dengan BPR Nusamba Cepiring dana yang disalurkan BPR Nusamba bisa tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan, sehingga pembiayaan yang bersumber dari Build Change bisa memberikan kenyamanan dan keamanan karena berwawasan hijau dan tahan bencana.
Sementara itu, Dirut BPR Nusamba Cepiring Bambang Susanto mengatakan, kegiatan ini merupakan satu penghargaan buat Nusamba Cepiring.
“Kami hanya butuh bimbingan dari PT SMF untuk menjalani proyek ini, juga dari Kementerian PUPR dan kami Insya Allah dan tim siap untuk menyukseskan program-program yang dicanangkan,” tegasnya.***